Rabu, 16 Oktober 2013

Senjata Kimia (Chemical Weapons)

Deadly Chemical Weapons

Senjata kimia merupakan senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Penggunaan senjata kimia berbeda dengan senjata konvensional dan senjata nuklir karena efek merusak senjata kimia terutama bukan disebabkan daya ledaknya. Penggunaan organisme hidup (seperti antraks) juga bukan dianggap senjata kimia, melainkan senjata biologis. Menurut Konvensi Senjata Kimia (Chemical Weapons Convention), yang dianggap sebagai senjata kimia adalah penggunaan produk toksik yang dihasilkan oleh organisme hidup (misalnya botulinum, risin, atau saksitoksin). Menurut konvensi ini pula, segala zat kimia beracun, tanpa memedulikan asalnya, dianggap sebagai senjata kimia, kecuali jika digunakan untuk tujuan yang tidak dilarang (suatu definisi hukum yang penting, yang dikenal sebagai Kriteria Penggunaan Umum, General Purpose Criteron).
Penggunaan senjata kimia bukan sesuatu yang baru. Di zaman antik pun, orang Persia membakar bahan aspal dan belerang untuk meracuni legiun Romawi. Pada perang Dunia I untuk pertama kalinya digunakan gas klor dalam jumlah yang sangat besar. Ini merupakan awal dari perang modern dengan senjata pemusnah massal. Saat itu, sekitar 124.000 ton bahan kimia digunakan untuk perang, dan menewaskan sekitar 90.000 orang. Sekitar satu juta orang mengalami gangguan kesehatan, di antaranya sangat berat. Pakar kimia Jerman, Fritz Haber yang dianugerahi hadiah Nobel Kimia tahun 1918, dianggap sebagai “Father of chemical weapons”.
Tahun 1925 Protokol Jenewa sudah menuntut larangan penggunaan senjata kimia. Meskipun demikian, pada Perang Dunia II, perang Vietnam, dan perang Teluk Golf I digunakan bahan kimia. Ribuan jiwa lenyap dalam waktu singkat. Sekitar 5000 warga Kurdi, terutama perempuan dan anak, tewas pada 16 Maret 1988 dalam hanya satu serangan gas beracun di Halabja, Irak.
 Akhirnya, April 1997 diberlakukan perjanjian senjata kimia. 188 negara menandatangani kesepakatan ini. Namun Suriah, Angola, Burma, Mesir, Israel, Korea Utara, Somalia dan Sudan Selatan tidak menandatanganinya. Menurut perjanjian itu, semua yang disebut senjata Chemical harus dimusnahkan. Organisasi bagi larangan senjata kimia, OPCW bermarkas di Den Haag dengan sekitar 500 petugas.
Beberapa senjata kimia paling memtikan di dunia :
1.       SARIN
Sarin adalah bahan kimia paling beracun baik dalam bentuk cair atau pun gas dan paling reaktif di antara bahan kimia lain. Bahan ini dapat menimbulkan kematian beberapa menit setelah terkena sengan hanya dengan porsi kecil. Sarin memasuki tubuh tidak hanya melalui jalan pernafasan tetapi juga melalui kulit, membuat korbannya kehilangan nafas, buta, luka bakar pada kulit atau lumpuh dan cacat seumur hidup, racun ini menyerang manusia pada sistem saraf pusat.Racun ini mampu bertahan lama di udara dan juga mencemari air karena sifatnya yang mudah larut di dalam air sehingga merusak lingkungan.

2.       VX
Racun berbahaya dalam bentuk cair dan uap, dapatbmenyerang sistem syaraf pusat. Bahan kimia inidianggap 100 kali lebih beracun melalui sentuhan terhadap kulit daripada syaraf, dan dua kali lebihberbahaya melalui pernafasan. VX dapat menyebabkan kematian beberapa menit setelahterkena. Bahan kimia itu mematikan denganmenyerang ototyang dikendalikan dalam keadaanaktif sehingga otot lelah dan tidak dapat bernafaslagi.

3.       SULFUR MUSTARDS
Gelembung dan unsur perantara alkali. Bahan kimiaini tak berwarna dalam keadaan murni, namun secara umum berwarna kuning hingga coklat dansedikit berbau mustard atau bawang putih. Sulfur Mustards menyebabkan luka pada kulit, mata dansaluran pernafasan. Tidak ada penawar racun ataskeracunan sulfur mustard, satu-satunya cara efektif yaitu dengan mengurangi kontaminasi semua daerahyang terkena. Sepuluh miligram bahan kimiaitu dapat menewaskan korbannya3. Sarin Komponen yang sangat beracun baik dalam bentukcair atau pun gas, menyerang sistem syaraf pusatdan dapat menimbulkan kematian beberapa menitsetelah terkena. Bahan ini memasuki tubuh melaluipernafasan, pencernaan, mata dan kulit.

4.       CHLORINE
Gas kuning kehijauan dengan bau tajam yang lebihberat dari udara. Bahan ini bereaksi dengan berbagaibahan organik, menimbulkan api dan ledakan keras.Menimbulkan efek korosif pada mata dan kulit.Penyebaran melalui udara menyebabkan kesulitanbernafas dan edema paru-paru. Tingkat terkena yang tinggi dapat menyebabkan kematian.

5.       HYDROGEN CHYANIDE
Sangat mudah terbakar, tidak berwarna dalambentuk gas ataupun cair. Dalam keadaan terbakar menyebarkan racun dan dapat memicu ledakan.Dapat menimbulkan iritasi mata,
kulit dan saluran pernafasan. Bahan ini dapat menyerang sistem syaraf pusat sehingga sirkulasi tidak berfungsi.
-Sumber Artikel:
http://solusinews.blogspot.com/2013/07/senjata-kimia-paling-berbahaya-di-dunia.html

Senin, 07 Oktober 2013

Struktur Atom Polielektron

      Merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan Elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran Proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut

Nomor Atom dan Nomor Massa
Nomor Atom, menunjukkan jumlah proton dalam inti atom suatu unsur. Nomor atom diberi simbol Z. Untuk atom netral, nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron dalam atom unsur.
Contoh:  19 K, artinya atom kalium memiliki nomor atom 19. Sehingga dalam inti atom K terdapat 19 proton, dan pada kulit atom terdapat 19 elektron. Sehingga atom tersebut bersifat netral. Untuk atom netral:
Jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
Nomor Massa, Nomor Massa unsur menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam inti atom. Proton dan neutron sebagai partikel penyusun inti atom yang disebut nukleon. Jumlah nukleon dalam atom unsur dinyatakan sebagai nomor massa, yang diberi lambang A.
nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
Penulisan atom tunggal seringkali dilengkapi dengan nomor atom disebelah kiri bawah dan nomor massa disebelah kiri atau dari lambang atom tersbut, yang disebut nuklida. 
NOTASI ATOM/ION
Secara umum penulisan nuklida adalah sebagai berikut:
Dengan
X  = Lambang atom unsur
Z  = nomor atom
    = jumlah proton (p) dalam inti
    = jumlah elektron pada kulit    atom untuk atom netral
 A   = nomor massa
      = jumlah proton (p) + jumlah      ne utron (n)

Contoh

1. Tentukan jumlah elektron, proton den neutron dari unsur 2656 Fe !
Jawab :
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 26
Jumlah neutron = bilangan massa - nomor atom = 56 - 26 = 30
Isotop, Isoton dan Isobar
ØPengertian Isotop
Isotop adalah unsur yang mempunyai nomor atom sama , tetap nomor massa berbeda.
ØPengertian Isobar,
Isobar adalah atom-atom unsur yang mempunyai nomor massa tetapi nomor atom berbeda. Contoh: 2411Na dan 2412Mg
ØPengertian isoton
Isoton adalah atom-atom unsur yang memiliki jumlah neutron sama tetapi nomor atom berbeda. Contoh: 146C dan 168O

ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

Bagian ilmu kimia yang mempelajari panas atau kalor suatu reaksi kimia disebut termokimia. Contohnya pada proses pembakaran kita merasakan adanya panas (kalor) yang dibebaskan. Contoh lainnya adalah proses fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat berlangsung dengan bantuan energi cahaya matahari (ultraviolet).

 
  • Pengertian Entalpi (H) dan Perubahan Entalpi (∆ H)
    Menurut teori kinetika, pada suhu di atas 00C (> - 2730), setiap materi baik dalam wujud gas, cair atau padatan, memiliki partikel-partikel yang selalu bergerak secara acak dan saling bertumbukan dengan total gaya yang saling meniadakan. Karena memiliki ukuran sangat kecil, maka kita tidak dapat mengamati pergerakan partikel itu.
    Di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif dan proton yang bermuatan positif. Dengan adanya partikel-partikel, terjadi gaya tarik menarik antarpartikel yang bermuatan berlawanan dan gaya tolak menolak antarpartikel yang bermuatan sama.
    Pergerakan partikel-partikel dan gaya tolak/tarik antarpartikel tersebut, menunjukkan adanya energi dalam materi. Jumlah total energi atau kalor yang terkandung dalam suatu materi disebut entalpi, yang diberi simbolH. Entalpi suatu zat tidak berubah (tetap) selama tidak ada energi yang masuk atau ke luar.
    Entalpi suatu zat tidak dapat diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang dapat diukur. Suatu zat mengalami perubahan entalpi jika mengalami reaksi kimia atau perubahan fisika. Perubahan entalpi diberi notasi ∆H. ∆H menyatakan kalor yang diterima atau dilepas, berupa penambahan atau pengurangan energi suatu zat dalam suatu proses perubahan materi.

 
  • Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
    Perubahan entalpi bertanda positif jika reaksi membutuhkan atau menyerap kalor, dan bertanda negatif jika membebaskan kalor. Perubahan entalpi yang bertanda positif menyatakan bahwa terdapat penambahan entalpi materi. Sebaliknya, perubahan entalpi yang bertanda negatif menyatakan bahwa terdapat pengurangan entalpi materi yang bereaksi.
    Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan.Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau pusat pengamatan. Lingkungan adalah daerah di luar sistem.
  1. Reaksi Eksoterm
    Reaksi eksoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
    Pada reaksi eksoterm dibebaskan energi, sehingga entalpi sistem berkurang dan perubahan entalpi bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm, lingkungan menerima kalor sehingga terasa panas. Contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran.
  1. Reaksi Endoterm
    Reaksi endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm diperlukan energi, sehingga perubahan entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi bertanda positif. Pada reaksi endoterm, lingkungan mengalami pengurangan kalor, sehingga suhu lingkungan turun dan terasa dingin. 
    Contoh reaksi endoterm adalah reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2) dan kristal amonium klorida (NH4Cl) dengan beberapa tetes air. Jika dilakukan pada tabung reaksi, bagian dasar tabung akan terasa dingin karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.

 
  • Perubahan Entalpi Standar (∆H0)
    Perubahan entalpi dapat terjadi pada reaksi kimia maupun pada perubahan fisika. Perubahan entalpi pada reaksi kimia, bergantung pada jumlah zat yang direaksikan. Jika pereaksinya semakin banyak, maka perubahan entalpi semakin besar. Perubahan entalpi pada perubahan fisika berkaitan dengan perubahan wujud zat.
    Persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpi disebut persamaan termokimia. Pengertian persamaan termokimia berbeda dengan persamaan reaksi stoikiometri. Pada persamaan reaksi stoikiometri, koefisien reaksi menunjukkan angka perbandingan jumlah mol, sedangkan koefisien reaksi pada persamaan termokimia sekaligus menyatakan jumlah mol.
Perhatikan contoh berkut ini !
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g)
Perbandingan jumlah mol H2 : jumlah mol O2 : jumlah mol H2O = 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut dapat dinyatakan :
        2 mol H2 : 1 mol O2 : 2 mol H2O
Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g) ∆H = - 484 kJ
Pada reaksi antara 2 mol H2 dengan 1 mol dengan 1 mol O2 untuk menghasilkan 2 mol H2O dibebaskan kalor 484 kJ.
    Kalor yang dibebaskan atau diperlukan (∆H) pada suatu reaksi, bergantung pada suhu dan tekanan saat reaksi berlangsung. Kalor yang dibebaskan atau diperlukan pada reaksi 1 mol zat yang berlangsung pada suhu 250C (298 K) dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar (∆H0). Satuan ∆Hadalah kJ/mol. Perubahan entalpi standar ini disebut juga kalor reaksi standar.

 
  1. Entalpi Pembentukan Standar (∆H0f)
    Entalpi pembentukan standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya, pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆H0f.

 
Contoh :
Pada pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) dibebaskan kalor 822 kJ. Tulislah persamaan termokimia pada keadaan standar. Ar Na = 23, Cl = 35,5
Jawab :
Jumlah mol NaCl = 
∆H pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ, 
maka ∆Hf0 NaCl = 
kJ mol-1
Jadi persamaan termokimianya : Na(s) + Cl2(g) → NaCl(s) ∆H = - 411kJ
  1. Entalpi Penguraian Standar (∆Hd0)
    Entalpi penguraian standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆H0d.
    Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya, sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan pada senyawa yang sama. Dengan demikian, jumlah kalor sama, tetapi memiliki tanda berlawanan karena reaksi berlawanan arah.
Contoh :
Pada penguraian 11,2 L gas HCl (pada STP) diperlukan kalor 18,2 kJ. Tulislah persamaan termokimia.
Jawab :
Jumlah mol HCl = 
∆H penguraian 0,5 mol HCl = 18,2 kJ
∆Hd0 HCl = 
Persamaan termokimia : HCl(g) → H2 (g) + Cl2 (g) ∆H = 36,4 kJ

 
  1. Entalpi Pembakaran Standar (∆Hc0)
    Entalpi pembakaran standar menyatakan kalor yang dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol zat (unsur atau senyawa), pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembakaran standar diberi notasi ∆Hc0.
Contoh :
Pada pembakaran 4,4 gr propana dibebaskan kalor 223kJ/mol. Ar C = 12, H = 1
Jawab :
Jumlah mol C3H8 = 
∆Hc0 C3H8 = - 
Jadi, persamaan termokimianya : 
            C3H8(g) + 5 O2 (g) → 3 CO2 (g) + 4 H2O ∆H = -2330 kJ/mol

 
  • Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi
    Perhitungan perubahan entalpi atau perubahan kalor pada suatu reaksi didasarkan pada Hukum Hess, data entalpi pembentukan dan data energi ikatan.
  1. Berdasarkan Hukum Hess
    Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henri Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa :
    "Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi)".
Hukum Hess ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
    "Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap".
Contoh, reaksi pembentukan SO3(g)
(1)     melalui satu tahap reaksi : S(s) + O2(g) → SO3(g) ΔH = - 396 kJ
(2)    melalui dua tahap reaksi :
    Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = - 297 
    Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99 
Jika kedua tahap reaksi pembentukan SO3(g) dijumlahkan, maka diperoleh kalor reaksi yang sama seperti pada reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1). Jika kalor reaksi dijumlahkan, maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang sama seperti reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1).
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = - 297 
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99 
             S(s) + (g) → SO3(g) ∆H = - 396 
    Jadi, nilai entalpi reaksi pembentukan SO3(g) tetap sama, baik berlangsung melalui satu tahap ataupun beberapa tehap reaksi.

 
Contoh :
Reaksi (1) : C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1386 kJ
Reaksi (2) : 2 CH3CHO + 5 O2 → 4 CO2 + 4 H2O ∆H = - 2352 kJ
Tentukan ∆H reaksi : 2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O
Jawab :
Perhatikanlah bahwa dari reaksi yang ditanyakan yang dijadikan patokan adalah 2 C2H5OH dan 2 CH3CHO, sedangkan O2 dan 2 H2O tidak dapat dijadikan patokan karena terdapat pada reaksi (1) dan reaksi (2). Reaksi (1) dikalikan 2 dan reaksi (2) dibalik sehingga diperoleh :
Reaksi (1) : 2 C2H5OH + 6 O2 → 4 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2772 kJ
Reaksi (2) : 4 CO2 + 4 H2O → 2 CH3CHO + 5 O2 ∆H = + 2352 kJ
2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O ∆H = - 420 kJ

 
  1. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan
    Berdasarkan cara ini, data entalpi yang diketahui harus berupa data entalpi pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat hasil reaksi dianggap mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu zat sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi memiliki tanda berlawanan. 
            p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆H reaksi = ∆Hf0 hasil reaksi - ∆Hfpereaksi
= (r ∆Hf0 C + s ∆Hf0 D) - (p ∆Hf0 A + q ∆Hf0 B)
∆Hf0 O2 tidak diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan kesepakatan, entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama dengan nol.

 
Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(∆Hf0) dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l) masing-masing adalah – 85 , -394 , dan – 286 . Tentukan ∆Hc0 pembakaran C2H6(g).
Jawab :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
            C2H6(g) + O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ∆Hr = ?
    ∆Hr = ∆Hf0 hasil - ∆Hf0 pereaksi
         = ( 2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O ) - (∆Hf0 C2H6)
         = (- 788) – 858 + 85 = - 1561 
Jadi, ∆Hc0 C2H6(g) = - 1561 
    
  1. Berdasarkan Energi Ikatan
    Suatu unsur atau senyawa terbentuk melalui ikatan antaratom penyusunnya. Ikatan-ikatan antaratom ini memiliki harga energi ikatan tertentu. 
    Pada saat bereaksi, dianggap semua molekul pereaksi memutuskan ikatannya sehingga menjadi atom-atom bebas. Proses pemutusan ikatan memerlukan sejumlah energi, sehingga perubahan entalpinya bertanda positif. Selanjutnya, atom-atom bebas (hasil penguraian pereaksi) ini membentukan zat-zat hasil reaksi melalui pembentukan ikatan baru. Peristiwa pembentukan ikatan membebaskan sejumlah energi, sehingga perubahan entalpi bertanda negatif.
            p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)

 
Contoh : 
Diketahui kalor pembakaran : 
            CS2(g) + 3 O2(g) → CO2 (g) + 2 SO2(g) ∆H = - 445 kJ
Energi Ikatan () :
  • O ═ O = 495
  • S ═ O = 323
  • C ═ O = 799
Tentukan nilai energi ikatan C ═ S !
Jawab :
S ═ C ═ S + 3 (O ═ O) → O ═ C ═ O + 2 (O ═ S ═ O) ∆H = - 445 kJ
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)
  • 445 = (2 × EC═S + 3 × EO═O) - (2 × EC═O + 4 × ES═O)
  • 445 = (2 × EC═S + 3 × 495) - (2 × 799 + 4 × 323)
  • 445 = 2 × EC═S + 1485 - 1598 - 1292
EC═S = 
Jadi, energi ikatan C ═ s = 480

Jumat, 13 September 2013

Reaksi-Reaksi Kimia

    Pada Umumnya Reaksi kimia adalah reaksi dimana zat baru terbentuk.

Untuk definisi yang lebih lengkap ialah, 
Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi (reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya baru.

Reactant  : Zat Dasar (Zat yang ada Sebelum Raksi)
Product    : Hasil Reaksi (Zat yang ada Setelah Reaksi)


misal :
2Na + Cl22 NaCl

Na       = Reaktan
Cl2       = Reaktan
NaCl    = Produk
Biru      = Reaktan
Merah  = Produk

contoh-contoh reaksi kimia adalah Memasak, Membakar, Melebur, dll. Kayu menjadi Kursi bukan contoh Reaksi Kimia. Memasak Telur/Nasi termasuk contoh Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari :).


Ciri-Ciri Reaksi Kimia :
                                         1.Dapat menimbulkan perubahan warna
                                         2.Dapat membentuk endapan
                                         3.Dapat menimbulkan perubahan suhu
                                         4.Dapat menimbulkan gas


Reaksi Kimia dibagi ke dalam 6 Jenis :
1.            Synthesis                           (Penggabungan/Kombinasi)
2.            Decomposition                  (Penguraian)
3.            Single Displacement           (Penggantian Tunggal)
4.            Double Displacement         (Penggantian Ganda)
5.            Acid Base Neutralization    (Netralisasi Asam Basa)
6.            Combustion                       (Pembakaran)


1. Penggabungan/Kombinasi
Penggabungan (Synthesis) adalah jenis Reaksi Kimia paling sederhana. Yaitu penggabungan beberapa unsur menjadi sebuah molekul unsur/molekul senyawa. A + B → AB


Contoh Penggabungan :
Na + Cl2 → NaCl
S + O2 → SO2
Fe + O2 → Fe2O3

Ciri-ciri Penggabungan adalah memiliki Banyak Reaktan namun hanya satu Produk.

2. Penguraian
Penguraian (Decomposition) adalah reaksi pemisahan molekul unsur/molekul senyawa menjadi beberapa unsur tunggal. AB → A+B

Contoh Penguraian :
NaCl → Na + Cl2
SO2 → S + O2
Fe2O3 →  Fe + O3

Ciri-ciri Penguraian adalah memiliki Satu Reaktan namun banyak Produk.

3. Penggantian Tunggal
Penggantian Tunggal (Single Displacement) adalah perpindahan unsur dari sebuah senyawa ke unsur lain dan membuat senyawa baru. A + BC → BA + C

Contoh Penggantian Tunggal :
O3 + FeS → FeO3 + S
H3 + SO2 → H3S + O2

Ciri-ciri Penggantian Tunggal adalah salah satu Reaktan/Produknya adalah Unsur Tunggal.

4. Penggantian Ganda
Penggantian Ganda (Double Displacement) adalah perpindahan unsur antar senyawa. Dalam kata lain, saling bertukar unsur. AB + CD → BC + AD
 
Contoh Penggantian Ganda :
HO3 + FeS → FeH + SO3
AgH3 + SO2 → H3S + AgO2

Ciri-ciri Penggantian Ganda adalah semua Reactan/Produknya tidak terdapat Unsur Tunggal.

5. Netralisasi Asam-Basa
Netralisasi (Neutralization) adalah apabila asam-basa bereaksi dan menghasilkan garam dan Air. Elemen Asam akan mengeluarkan ion H kation sementara elemen basa akan mengeluarkan ion OH anion, yang bergabung menjadi air. rumus Neutralization adalah aH + bOH → ab + H2O.
Contoh Sederhana : HCl + NaOH → NaCl + H2O

Ciri-Ciri Neutralization adalah Pada Reaktan, Asam mengandung ion H dan basa mengandung ion OH. dan Salah Satu Produknya adalah H2O

6. Pembakaran
Combustion adalah reaksi yang bersifat Exothermal atau mengeluarkan panas (Istilah lain, Endothermal : menyerap panas). Rumus Reaksi Combustion adalah x + O2 → CO2 + H2O.
Contoh Sederhana : CH4 + O2 → CO2 + H2O

Ciri-Ciri Combustion adalah salah satu Reaktannya adalah Oksigen (O2). dan Produknya adalah Karbondioksida (CO2) dan Air (H2O).

Semoga bermanfaat :D